Selasa, 17 November 2015

Komentar Untuk Kejadian Paris

Mohon nasehat untuk kejadian penembakan di Paris.. apakah pelakunya benar ISIS? Bagaimana islam menjawab kejadian semacam ini?

Jawab:

 Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Sebenarnya yang layak memberi komentar untuk kasus semacam ini adalah ulama kelas dunia. Karena mereka yang lebih memahami ‘fiqh waqi’ dan kesimpulan nasehat dari al-Quran dan sunah.
Hanya saja, ada beberapa catatan yang bisa kita jadikan sebagai sikap awal dalam memahami tragedi semacam ini,

Pertama, bahwa islam berlepas diri semua tindakan kriminal dan kedzaliman yang dilakukan oleh kaum muslimin. Dan sebenarnya seluruh masyarakat sepakat bahwa agama tidak disalahkan, karena tindak kriminal yang dilakukan penganutnya.

Dulu ketika Timothy McVeigh melakukan pengeboman di Gedung Federal Alfred, Oklahoma City, tidak kita jumpai ada orang yang menyudutkan agamanya. Timothy ketika itu beragama Katolik. Dan tidak pernah kita dengar ada orang yang menyalahkan Paus vatikan, gara-gara ulah penganutnya. Padahal tindakan satu orang katholik ini telah menewaskan ratusan pengunjung di Mall itu.
Ketika orang Myanmar membabi buta membakar kaum muslimin, sampai mengusir mereka dari Rohingya, dunia rasanya tidak ada yang menyudutkan agama pelakunya. Mereka beragama Budha. Bahkan para biksu budha-pun turut melakukan tindak anti-kemanusiaan itu.

Tidak ada agama yang bisa lepas dari keberadaan penganutnya, yang melakukan tindak kriminal. Baik dengan alasan doktrin agamanya atau alasan pribadi. Namun itu semua sifatnnya subjektif.
Sebagaimana ini ketika terjadi pada kaum muslimin, pengakuan pelaku bahwa itu doktrin agama, sifatnya ijtihad pribadi, yang belum tentu dibenarkan dalam agama.

Kedua, semua orang butuh damai, bisa hidup nyaman, sehingga bisa melakukan banyak aktivitas tanpa gangguan. Bahkan islam banyak menekankan kepada umatnya tentang arti penting  nikmat aman. Hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa nikmat aman merupakan salah satu nikmat yang jika dimiliki seseorang maka dia seperti memiliki dunia seisinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ آمِنًا فِى سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Siapa yang di pagi hari dalam kondisi sehat jasadnya, aman di tempat tinggalnya, dan dia memiliki makanan di hari itu, seolah dibentangkan untuknya dunia. (HR. Turmudzi 2517, Ibn Majah 4280 dan dishahihkan al-Albani).

Karena itu, anggapan sebagian non muslim yang sangat apriori terhadap islam, seperti pernyataan bahwa muslim adalah model manusia suka konflik, ini jelas pemahaman yang salah besar. Islam mengajarkan kedamaian, diturunkan oleh Allah sebagai rahmat, memperbaiki manusia dan bukan untuk merusak manusia.

Ketiga, kedepankan sikap hati-hati dan jangan mudah terprovokasi dengan berita yang bersliweran. Terutama berita dari media liberal. Mereka secara sengaja terkadang sangat menyudutkan islam dengan alasan kemanusiaan. Karena mareka gagal paham, tidak bisa membedakan antara ajaran agama dengan tindakan penganut agama.

Allah telah memberikan bimbingan, agar kita tidak mudah percaya dengan berita dari model manusia penyebar berita. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6)

Semua berita, sangat sarat dengan tendensi ideologi dan opini. Karena itu, menelan mentah-mentah sebuah informasi dari media massa adalah sebuah kesalahan besar, sehingga terjadilah seperti yang Allah firmankan, ’menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu’.

Keempat, ada informasi mengenai pengakuan ISIS bahwa mereka bertanggung jawab untuk kejadian Paris. Kita tidak tahu pasti apakah pengakuan mereka itu benar ataukah karena karakter mereka yang suka memancing kehadiran musuh. Hingga kini, kita belum mendapatkan informasi yang valid mengenai latar belakang pelaku.

Terlepas dari hal itu, kita sangat menyayangkan sikap ISIS. Bagi orang yang paham, doktrin ISIS sama sekali tidak ada hubungannya dengan islam. Sekalipun mereka menggunakan nama islam.

Hanya saja, pengakuan ISIS bisa menjadi alasan bagi orang yang apriori untuk semakin menyudutkan islam.

Karena itu, para ulama menganggap bahwa isis semakin memperparah luka yang dialami kaum muslimin. Hingga Dr. Soleh as-Suhaimi menyampaikan ceramah bertajuk,

داعش تخدم أعداء الإسلام

“ISIS, merekalah pelayan para musuh islam.”

Karena ulah ISIS, para musuh islam memiliki alasan untuk mengobok-obok negeri islam.
 
 Kelima, perbanyak berdoa, memohon kepada Allah perlindungan dari fitnah.

Memilih sikap diam, tidak komentar, tidak responsif terhadap fitnah, dan menyerahkannya kepada orang yang lebih berilmu, itu yang dianjurkan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِى ، وَالْمَاشِى فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِى ، مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ ، فَمَنْ وَجَدَ فِيهَا مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِه

Akan terjadi fitnah, orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari, barangsiapa yang mencari fitnah maka dia akan terkena pahitnya dan barangsiapa yang menjumpai tempat berlindung maka hendaknya dia berlindung. (HR. Bukhori 3601 dan Muslim 2776)

Diantara doa yang bisa kita rutinkan adalah doa perlindungan fitnah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِى إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran, dan bisa mencintai orang miskin. Jika Engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku, tanpa terkena fitnah itu

Allahu a’lam.

 Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Related Posts

Komentar Untuk Kejadian Paris
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.