Kehidupan di pesantren memang membuat para santrinya merasakan
pahit-manis hidup di pondok pesantren.Pengalaman
balajar di pesantren tentu memiliki banyak manfaat bagi para santri.
Kemandirian, kesederhanaan, dan kekuatan iman menjadikan mereka yang
pernah tinggal di pesantren lebih tangguh dalam melewati cobaan hidup.
Begitu pula dengan cowok-cowok yang pernah nyantren. Sepertinya mereka
adalah imam yang diutus khusus untuk membahagiakan kamu.
1. Enggak bisa dipungkiri lagi, pastinya dia adalah cowok yang mandiri.
 |
Sudah merantau di usia muda |
Di usia yang masih muda, dia sudah pergi dari rumah untuk belajar di
pesantren. Hidup jauh dari orang tua di usia yang masih sangat muda
pastinya menjadikan dia mandiri. Siapa sih yang nggak senang punya
suamiyang mandiri? Ketika kamu lagi sibuk ngurus rumah, dia nggak akan
ribet minta diurusin ini itu. Bahkan, dia bisa dengan cekatan membantu
kamu mengurus rumah. Kalau cuma soal beres-beres rumah aja sih gampang
buat dia, orang beres-beres gedung pesantren yang gede aja sanggup.
2. Lingkungan di pesantren membentuknya untuk menjadi pribadi yang disiplin.
 |
Harus produktif! |
Bangun sebelum mata hari terbit sudah jadi kebiasaan buat dia. Setiap
hari selalu diisi dengan kegiatan yang produktif. Selain menjadi pribadi
yang mandiri, kehidupan pesantren juga membuat dia menjadi disiplin
terutama soal waktu. Ya iya lah, selama di pesantren, dia sudah
dibiasakan untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Kamu yang menjadi
pendampingnya mau nggak mau akan ketularan disiplinnya. Malu dong, masa
iya dia sudah bangun dari pagi tapi kamu masih saja molor.
3. Memang nggak semua lulusan pesantren akan jadi ustadz, tapi paling nggak pastinya dia cukup paham soal agama.
 |
Enggak harus jadi guru agama |
Di pesantren, dia nggak melulu belajar soal agama. Sama dengan sekolah
pada umumnya, dia juga belajar IPA, Matematika, IPS, dan kawan-kawannya.
Hanya saja, dia juga belajar agama lebih banyak dari sekolah umum.
Ketika lulus, mereka yang pernah sekolah di pesantren juga bebas ingin
melanjutkan jadi apa. Mau terus menekuni agama boleh, mau berprofesi
lainnya juga boleh. Ada banyak kok profesional sukses yang dulunya
sekolah di pesantren. Walaupun akhirnya nggak jadi guru agama,
rata-ratacowok yang pernah sekolah di pesantren memiliki pemahaman agama
yang lebih dari yang lain.
4. Walau pemahaman agamanya kuat, cowok pesantren tetap asyik buat diajak bergaul lho!
 |
Tetep asyik buat becandaan |
Eh, tapi jangan salah! Meskipun cowok-cowok pesantren itu hafal betul
soal agama, tapi mereka tetap pribadi yang asyik kok untuk diajak
bergaul. Kehidupan di pesantren memang ketat dan banyak larangan. Tapi,
bukan berarti mereka yang nyantren jadi kuper alias kurang pergaulan.
Mereka tetap bisa
update tentang sesuatu yang sedang hits dengan ‘caranya sendiri’.
Kamu
nggak perlu khawatir bakal nggak nyambung atau bosan karena tiap hari
ngerasa diceramahin terus menerus. Justru mereka lebih senang diajak
ngobrol sesuatu hal yang lain di luar kehidupan pesantrennya.
5. Kamu nggak bakal di-php-in dengan berlama-lama pacaran. Kalau serius langsung berakad.
 |
Boro-boro pacaran, ngelirik dikit aja bapaknya dateng! | |
Punya pacar di pesantren adalah hal yang mustahil. Enggak sedikit cowok
pesantren yang tetap menjaga peraturan itu meski sudah nggak tinggal di
pesantren lagi. Pastinya, ini sangat menguntungkan buat kamu yang nggak
pingin digantungin sama cowok: pacaran lama-lama, ke mana-mana bareng,
tapi pas ditanya kapan nikah pura-pura meninggal. Kebanyakan cowok yang
pernah nyantren nggak pingin berlama-lama penjajakan, begitu merasa ada
yang bergetar, langsung dilamar.
6. Karena kebanyakan darimereka nggak mau pacaran, kamu yang sudah dipilihnya akan jadi satu-satunya buat dia.
 |
Langsung diijab! |
Enggak perlu deh curiga sama mantan-mantannya. Cukup kamu satu-satunya yang menjadi kekasih buat dia. Kekasih halal, pastinya.
7. Jangan kaget kalau cara dia berkenalan denganmu atau merayu sangat kuno: pakai surat . Kuno tapi super romantis.
 |
Kebiasaan ngirim surat |
Surat menyurat jadi alat komunikasi yang masih berlaku buat anak
pesantren. Ketika di pesantren, mereka nggak boleh bawa hape atau laptop
sendiri, jadi deh sarana komunikasi satu-satunya ya surat-suratan.
Jangan heran kalau kebiasaan itu kebawa sampai saat ini dia sudah nggak
tinggal di pesantren. Waktu kamu lagi ngambek, eh tiba-tiba ada surat
nyelip di buku kamu. Surat permintaan maaf darinya. Kuno sih tapi
rasanya romantis banget.
8. Cowok pesantren pasti punya teman-teman sesama anak pesantren yang sangat kompak bahkan sudah kayak keluarga sendiri.
 |
Para Santri Menerapkan Asas Bhinneka Tunggal Ika |
Sudah dijelaskan di atas kalau cowokpesantren bukan cowok kuper. Justru
pergaulannya di pesantren cukup luas dan solid. Di pesantren, dia akan
bertemu banyak anak dari berbagai daerah. Sama-sama jauh dari keluarga
membuat mereka jadi sangat kompak dan pada akhirnya jadi seperti
keluarga. Lulus dari pesantren pun persahabat mereka tak akan usai.
Jadilah dia punya teman dari berbagai daerah. Kalau dia lagi main ke
suatu daerah, eh ternyata adateman yang dulu satu pesantren tinggal di
sana.
9. Kamu nggak akan bosen dengar cerita-ceritanya selama di pesantren dulu.
 |
Ceritanya selalu seru |
Tentang bagaimana dia dan teman-temannya mencoba jadi anak bandel di
pesantren. Tentang gurunya yang benar-benar menjadi inspirasi buat dia.
Semua ceritanya tentang pesantren tak pernah membuatmu bosan.
10. Pastinya dia akan senang hati membimbingmu soal agama.
 |
Siap membimbingmu |
Kalau soal ini nggak perlu diminta, ‘seperangkat alat sholat’ yang pernah diucapkan bukan hanya janji semata.
11. Dia yang sudah terbiasa hidup dalam kesederhanaan akan selalu mampu membawamu membahagiakanmu lewat cara-cara sederhana.
 |
Siap membahagiakanmu |
Mau dari keluarga berada atau biasa saja, cowok yang pernah nyantren
akan terbiasa dengan kesederhaan. Dia nggak akan menjanjikan kamu yang
macam-macam.
Dia hanya ingin membuat kamu yang telah dipersuntingnya bahagia.
Sumber :
Mr . X